Suara.com - Keterbatasan ekonomi, tak selalu berbanding lurus dengan pendidikan yang gagal. Hal ini terjadi pada Salma Khairunnisa.
Namanya viral, setelah konten dari Influencer Imam Santoso beredar di berbagai media nasional. Salma, demikian nama panggilannya, merupakan anak perempuan dari orangtuanya yang berprofesi sebagai pemulung sampah di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Salma mengaku tidak malu, mengakui profesi orangtuanyatersebut. Ia belajar eras, dan selalu mengukir prestasi sejak SMP, dan SMA, hingga akhirnya memperoleh beasiswa dari Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk berkuliah di Universitas Indonesia Jurusan Teknik Metalurgi.
“Salma tidak pernah malu untuk belajar walaupun sambil bekerja ke pemulung sampah, dia ingin membanggakan orang tuanya dengan prestasi akademisnya, makanya dia terus belajar sambil bekerja," demikian tutur Sumarni, Ibu dari Salma.
Berkat ketekunannya, Salma pun berhasil diterima di Universitas Indonesia dengan 100% beasiswa. Di sana, bersama dengan 3 orang rekan kerjanya, Salma menciptakan sebuah teknologi yang mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif, yang dapat dipergunakan oleh pabrik, atau industri, untuk jadi sumber energi operasi mereka.
Sembari menyelesaikan pendidikannya, Salma magang di sebuah perusahaan Start up bernama Containder, yang fokus operasi bisnisnya adalah mengolah sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.
Salma bekerja di bawah divisi rekayasa dan penelitian, dan mereka telah berhasil mempresentasikan teknologi tersebut kepada Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono yang langsung menyambut baik inovasi tersebut, beberapa waktu lalu.
Billy Mambrasar, yang merupakan mentor Salma dan rekan-rekannya, menyampaikan bahwa Salma memiliki peran krusial sebagai Think Thank strategis di perusahaan yang mengelola sampah menjadi nilai ekonomis untuk masyarakat sekitar tersebut.
Saat ini, Containder telah beroperasi di Provinsi Papua dan mengelola hingga 300 ton sampah setiap tahunnya. Di awal 2025, Containder akan melakukan ekspansi giat bisnisnya di Provinsi Bali, Jawa Barat, dan Jakarta dengan bermitra bersama Sucofindo, BUMN yang fokus kepada bisnis dalam sektor lingkungan hidup.
Berita Terkait
-
Ajaib! Ilmuwan Ubah Limbah Rumput Laut dan Kotoran Domba Jadi Bahan Bakar Kendaraan
-
Bupati Terpilih Polewali Mandar, Mampukah Tangani Masalah Sampah?
-
Penampakan Gunungan Sampah Hiasi Pasar Induk Caringin di Bandung
-
Ulasan Buku Pawai Sampah, Ajarkan Edukasi Lingkungan Sejak Dini
-
Sampah Karachi Ancam Kesehatan Warga, Pemkot dan Masyarakat Saling Lempar Tanggung Jawab
Terpopuler
- Akses ke IKN Terbatas: Jalan Retak, Kendaraan Berat Kena Pembatasan, Sistem Buka Tutup Aktif
- Akhir Tahun Berisiko, BMKG Berau Prediksi Pasang Tertinggi 31 Desember
- Ekonomi Kaltim Bertumpu pada Pengembangan Klaster Industri di IKN, Kok Bisa?
- Beras Impor Bakal Kena PPN 12 Persen, Ini Perbandingan Harganya Beras Lokal
- Oknum ASN Positif Narkoba Jalani Rehabilitasi di BNN Kota Bontang
Pilihan
-
Beras Impor Bakal Kena PPN 12 Persen, Ini Perbandingan Harganya Beras Lokal
-
Kok Bisa Langganan Netflix Hingga Spotify Kena PPN 12 Persen? Begini Penjelasannya
-
Pasca Putusan Pailit Inkrah, Bos BNI Ungkap Nasib Utang Rp374 Miliar di Sritex
-
Kantornya Digeledah, OJK Jalani Proses Pemeriksaan KPK
-
Batu Kerikil Sritex Demi Tak Kibarkan Bendera Putih
Terkini
-
PPN Naik 12%, Kemenkeu Pastikan Tak Pengaruhi Daya Beli Masyarakat
-
Budget Rp10.000! Daun Kelor Jadi Opsi Menu Program Makan Bergizi Gratis
-
Jelang Akhir Tahun Pengiriman Paket Logistik Diperkirakan Meningkat
-
UMKM Hadapi Tantangan Berat dalam Transformasi Digital
-
Fitur Uang Palsu UIN Alauddin Makassar Canggih, Sulit Dibedakan dengan Uang Asli
-
Harvey Moeis Dipenjara, Aset Mewah Sandra Dewi Ikut Disita Senilai Rp33 Miliar
-
Aset Keuangan Syariah Diramal Capai Rp 3.430,9 Triliun
-
ANTV PHK Massal, Wamenaker: Lapor Saya!
-
Bayar Kredivo Kini Bisa Lewat DANA, Ini Caranya
-
Harvey Moeis Minta Aset Sandra Dewi Dikembalikan, Benarkah Hasil Keringat Sendiri?