Bisnis / Inspiratif
Kamis, 12 Desember 2024 | 19:35 WIB
Salma, mahasiswa UI menciptakan teknologi yang mengubah Sampah menjadi bahan bakar (Dok: Containder)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keterbatasan ekonomi, tak selalu berbanding lurus dengan pendidikan yang gagal. Hal ini terjadi pada Salma Khairunnisa.

Namanya viral, setelah konten dari Influencer Imam Santoso beredar di berbagai media nasional. Salma, demikian nama panggilannya, merupakan anak perempuan dari orangtuanya yang berprofesi sebagai pemulung sampah di Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Salma mengaku tidak malu, mengakui profesi orangtuanyatersebut. Ia belajar eras, dan selalu mengukir prestasi sejak SMP, dan SMA, hingga akhirnya memperoleh beasiswa dari Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk berkuliah di Universitas Indonesia Jurusan Teknik Metalurgi.

“Salma tidak pernah malu untuk belajar walaupun sambil bekerja ke pemulung sampah, dia ingin membanggakan orang tuanya dengan prestasi akademisnya, makanya dia terus belajar sambil bekerja," demikian tutur Sumarni, Ibu dari Salma.

Berkat ketekunannya, Salma pun berhasil diterima di Universitas Indonesia dengan 100% beasiswa. Di sana, bersama dengan 3 orang rekan kerjanya, Salma menciptakan sebuah teknologi yang mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif, yang dapat dipergunakan oleh pabrik, atau industri, untuk jadi sumber energi operasi mereka.

Sembari menyelesaikan pendidikannya, Salma magang di sebuah perusahaan Start up bernama Containder, yang fokus operasi bisnisnya adalah mengolah sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.

Salma bekerja di bawah divisi rekayasa dan penelitian, dan mereka telah berhasil mempresentasikan teknologi tersebut kepada Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono yang langsung menyambut baik inovasi tersebut, beberapa waktu lalu.

Billy Mambrasar, yang merupakan mentor Salma dan rekan-rekannya, menyampaikan bahwa Salma memiliki peran krusial sebagai Think Thank strategis di perusahaan yang mengelola sampah menjadi nilai ekonomis untuk masyarakat sekitar tersebut.

Saat ini, Containder telah beroperasi di Provinsi Papua dan mengelola hingga 300 ton sampah setiap tahunnya. Di awal 2025, Containder akan melakukan ekspansi giat bisnisnya di Provinsi Bali, Jawa Barat, dan Jakarta dengan bermitra bersama Sucofindo, BUMN yang fokus kepada bisnis dalam sektor lingkungan hidup.

Baca Juga: Ajak Gen Z Bertanggung Jawab dengan Sampah Produk Kecantikan: Ini 5 Tips yang Bisa Dilakukan Untuk Menjaga Lingkungan

Load More