Suara.com - Komitmen inclusive green growth, atau ekonomi hijau yang inklusif dan berkelanjutan, membutuhkan kolaborasi berbagai pihak; akademisi sebagai pengembang ilmu pengetahuan dan inovasi, investor sebagai mitra pendanaan strategis, pemerintah sebagai fasilitator melalui kebijakan yang mendukung, dan pelaku industri swasta sebagai pelaksana implementasi konkret di lapangan.
SCG, pemimpin bisnis regional dengan beragam unit bisnis di ASEAN, telah mengupayakan bisnis berbasis ESG yang dipersonalisasi kedalam prinsip ESG 4 Plus, mencakup mencakup upaya Net Zero, menciptakan produk hijau dan industri hijau (Go Green), menekan kesenjangan sosial (Reduce Inequality), dan merangkul kolaborasi (Embrace Collaboration).
Sebagai bentuk perwujudan prinsip tersebut, SCG menggandeng berbagai pihak baik dari sektor swasta dan pemerintah, untuk mendiskusikan gagasan serta proyek-proyek kolaboratif untuk mencapai inclusive green growth pada gelaran ESG Symposium 2024, di antaranya:
Low Carbon City Saraburi: Pembangunan Kota Rendah Karbon
Low Carbon City di Saraburi adalah pusat industri manufaktur besar di Thailand, termasuk industri semen, yang kini menjadi model inovasi ekosistem rendah karbon. Hingga saat ini, 1.605 pabrik beroperasi di wilayah tersebut dan menyumbang sekitar 67% dari total pendapatan negara.
Proyek ini dipimpin langsung oleh Pemerintah Provinsi Saraburi, dengan dukungan Thailand Cement Manufacturer Associations (TCMA), termasuk SCG, Federasi Industri Thailand Provinsi Saraburi, tujuh kementrian Thailand, serta berbagai mitra global seperti World Economic Forum (WEF), dan pendanaan sebesar 200 juta Baht dari Green Fund Pemerintah Kanada.
"Untuk mencapai pembangunan rendah karbon, perlu penyelarasan antara tujuan nasional dengan praktik industri melalui rencana strategis. SCG telah menyusun rekomendasi strategis untuk mendukung percepatan implementasi pemerintah Thailand, sesuai dengan Thailand NDC Roadmap dan Net Zero Cement & Concrete Roadmap. Hasilnya, Saraburi berhasil mengimplementasikan lima inisiatif utama sebagai kota rendah karbon: transisi energi cepat, pengelolaan limbah bernilai, penguatan industri hijau, pengembangan pertanian rendah karbon, dan peningkatan ruang hijau,” kata Nuttavut Intarode, Sustainable Development Director SCG ditulis Selasa (24/12/2024).
Salah satu inisiatif konkret adalah penerapan cara bertani yang lebih tahan perubahan iklim, yaitu metode pertanian padi dengan sistem alternating wetting and drying (pengairan berselang) untuk menanam padi rendah karbon.
Kolaborasi utama dalam proyek ini melibatkan Siam Kubota Corporation dan SCG, yang mendukung penelitian, penerapan teknologi, serta studi tentang cara memperoleh kredit karbon dari penerapan metode ini.
Baca Juga: SCG Dorong Ekonomi Hijau Indonesia Melalui ESG Symposium 2024 untuk Capai Indonesia Emas 2045
Selain itu, kelompok kerja yang bertanggung jawab untuk pertanian rendah karbon di Saraburi juga terlibat dalam mendidik petani lokal mengadopsi teknik ini. Cara ini membantu mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) secara signifikan, sekaligus mendukung praktik pertanian yang berkelanjutan di area yang lebih luas dan pemanfaatan hutan untuk menyerap karbon.
Ibu Kota Nusantara (IKN): Gotong Royong Bangun Kota Cerdas Hijau Masa Depan Indonesia
Ibu Kota Nusantara (IKN) dibangun untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju, dengan menghadirkan kota cerdas hijau (smart forest city) yang berkelanjutan.
Dengan fokus untuk membangun smart forest city, IKN dirancang dengan optimalisasi potensi lahan, efisiensi energi, dan konservasi wilayah hijau, serta menargetkan 100% net zero emission pada tahun 2045.
Pendekatan yang diterapkan di Saraburi dapat menjadi inspirasi dan pembelajaran bagi Indonesia yang juga dalam proses pengembangan IKN sebagai kota hijau berkelanjutan, mengedepankan konsep smart forest city dan mencapai net zero emissions.
“IKN mengalokasikan 25% wilayah untuk perkotaan, 10% untuk taman dan perkebunan, serta 65% untuk hutan tropis dan area hijau tambahan. Dalam prosesnya, pemerintah Indonesia telah bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan infrastruktur rendah karbon di IKN,” kata Lazuardi Nasution, Direktur Investasi dan Kemudahan Berusaha Kedeputian Bidang Pendanaan dan Investasi IKN.
Pemerintah Indonesia telah bekerjasama dengan berbagai pihak, seperti PT Blue Bird Tbk untuk pengembangan transportasi hijau, seperti Bus Rapid Transit dan Taksi Listrik, untuk mendukung smart mobility di IKN, yang memaksimalkan penggunaan kendaraan umum dan kendaraan listrik.
Pemerintah juga telah bekerjasama dengan PT PLN Nusantara Power untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan solar panel sebesar 50 MW. Kolaborasi ini mencerminkan pentingnya kemitraan antara sektor publik dan swasta dalam mewujudkan kota hijau yang berkelanjutan.
KADIN Net Zero Hub: Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Rendah Karbon
Untuk mendorong transisi hijau yang merata di seluruh pilar ekonomi, KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) memfasilitasi sektor swasta dan UMKM melalui Net Zero Hub. Net Zero Hub adalah program yang mendukung perusahaan-perusahaan di Indonesia menuju ekonomi rendah karbon.
Sejauh ini, lebih dari 80 perusahaan telah bergabung, dengan 40 perusahaan mengikuti pelatihan pengelolaan gas rumah kaca (GHG Bootcamp), dan 6 perusahaan berkomitmen pada Science-Based Targets initiatives (SBTi).
KADIN juga berkolaborasi dengan ASEAN Net Zero Hub dan ASEAN Alliance on Carbon Market untuk memperluas inisiatif ini, melibatkan mitra dan anggota dari berbagai negara, untuk membagikan ilmu pengetahuan dan teknologi terbaik.
KADIN memberikan sektor swasta, termasuk UMKM, akses langsung ke solusi teknologi yang dapat mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi energi, yang sangat krusial dalam pencapaian target Indonesia menuju net zero emissions.
Kolaborasi antar KADIN, pemerintah, dan sektor swasta sangat penting untuk menciptakan ekosistem bisnis yang lebih hijau dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
“Pembangunan hijau yang inklusif atau inclusive green growth memerlukan kolaborasi antara sektor publik, swasta, dan masyarakat sipil. Melalui sinergi ini, kita dapat memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat,” kata Country Director SCG di Indonesia, Warit Jintanawan.
Proyek-proyek seperti Saraburi dan IKN Nusantara memberikan gambaran nyata bagaimana sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat dapat bersinergi dalam menciptakan pembangunan hijau yang inklusif.
Dengan dukungan dari organisasi seperti Kadin, sektor swasta Indonesia, terutama UMKM, akan lebih mudah beradaptasi dengan langkah-langkah dekarbonisasi yang diperlukan untuk mencapai target nasional.
Kolaborasi lintas sektor yang terjalin melalui berbagai inisiatif ini merupakan kunci untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan hijau yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan terus mendorong kemitraan ini, Indonesia akan semakin dekat dengan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Berita Terkait
-
Dari Jokowi ke Prabowo: Masa Depan Diplomasi Global dan Ekonomi Hijau
-
Komitmen Transisi Energi, PLN Raih Anugerah Ekonomi Hijau untuk Infrastruktur EBT Ramah Lingkungan
-
Duet SIG dan PLN Gencarkan Penggunaan Energi Hijau
-
Generasi Muda dengan Kompetensi Hijau, Pilar Strategis Green Economy Indonesia
-
Pemerintah Tatap Ekonomi Hijau, Fokus Investasi Hingga Lapangan Kerja Bagi Rakyat
Terpopuler
- Drama di Lapangan Lumpur: Indonesia vs Belanda di Natal 1947
- Review Dongker Beats: Game Ritme Menarik Penghilang Gabut
- Orang Dalam Bongkar Lokasi Hasto Kristiyanto Pasca Jadi Tersangka KPK
- Terungkap! Ini Kondisi Hokky Caraka Usai Disikut Pemain Filipina hingga Masuk RS
- Ria Ricis Intimidasi Wartawan Hanya untuk Cuan Rp 71 Juta dari Konten Pak Tarno
Pilihan
-
Ria Ricis Intimidasi Wartawan Hanya untuk Cuan Rp 71 Juta dari Konten Pak Tarno
-
Hasto Kristiyanto Jadi Tersangka KPK, Pernah 'Sambut' Kaesang Masuk PDI Perjuangan
-
Kabar Buruk! Wamenaker Dapat Laporan 60 Perusahaan Akan Lakukan PHK Massal
-
Beras Impor Bakal Kena PPN 12 Persen, Ini Perbandingan Harganya Beras Lokal
-
Kok Bisa Langganan Netflix Hingga Spotify Kena PPN 12 Persen? Begini Penjelasannya
Terkini
-
Jangan Sampai Ketinggalan! Cek Daftar Kode Promo TikTok Shop Terbaru!
-
Mentan: Pupuk Bersubsidi 2025 Dialokasikan Rp46,8 Triliun
-
PPN 12% untuk Pendidikan Internasional: Langkah Tepat atau Beban Baru?
-
Info Loker Singapura Terbaru: 7 Posisi untuk Pria, Daftar Sekarang!
-
Uang Palsu Banyak Beredar, BI Bakal Terapkan Teknologi Canggih
-
Awas Palestine Washing! MUI Bongkar Trik Licik Perusahaan Pro-Israel Hindari Boikot
-
Ketidakpastian Hukum Ganggu Iklim Investasi Tambang di RI
-
WNA China Jadi Kelompok Paling Banyak Ditolak Masuk Indonesia, Ini Alasannya
-
Ria Ricis Intimidasi Wartawan Hanya untuk Cuan Rp 71 Juta dari Konten Pak Tarno
-
Pengentian Anggaran Infrastruktur Jalan Tol Dinilai Bisa Hambat Iklim Investasi