Scroll untuk membaca artikel
Bola / Bola Indonesia
Rabu, 25 Desember 2024 | 14:25 WIB
Greg Nwokolo sebut perbandingan timnas dulu dan era Shin Tae-yong. (Instagram/@greg11n)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan pemain Timnas Indonesia, Greg Nwokolo, ceritakan perbedaan suporter di Tanah Air dan Thailand, singgung mental sepak bola sebagai olahraga.

Greg Nwokolo merupakan salah satu pemain yang sangat berpengalaman di Indonesia, kariernya melejit usai direkrut Persijatim Solo pada 2004.

Setelahnya Greg Nwokolo malang melintang dengan membela sejumlah klub Tanah Air, sederet klub besar pernah memiliki jasanya.

Mulai dari PSIS Semarang, Persis Solo, PSMS Medan, Persija Jakarta, hingga Arema Cronus, bahkan tak sampai di situ.

Greg pernah menghabiskan setengah musim di Liga Thailand, tepatnya pada 2012 membela Chiangrai United.

Meski terbilang singkat, pelajaran penting diambil Greg Nwokolo, termasuk mengenal tabiat suporter Thailand.

Greg pun mengungkap perbedaan antara suporter sepak bola di Indonesia dan Thailand saat tim yang dibela menelan kekalahan.

"Main di Indonesia, klub kita kalah, aku masuk ruang ganti, aku begini (duduk diam). Aku main di Thailand, mereka kalah, ya sudah ini sudah selesai, kita coba lagi di pertandingan lain. Itulah mental yang saya dapatkan, saat saya bermain di Eropa," kata Greg Nwokolo.

Respons berbeda dan sangat jelas ditunjukkan, di mana suporter Thailand lebih bisa memahami arti dari kekalahan.

Baca Juga: Gegara STY, Kegagalan Indonesia di AMEC 2024 Tak Lagi Menjadi Sebuah Masalah

Sementara di Indonesia, suporer tidak mau melihat timnya kalah hingga harus mencari kambing hitam untuk disalahkan.

"Di Indonesia, kamu kalah pertama bukan hanya takut karena kamu tidak kasih performa terbaik. Kamu juga takut melihat sosial media (sosmed)," kata Greg lagi.

"Tapi di Thailand, kamu tidak akan melihat itu. Mereka tahu ini olahraga, sepak bola itu olahraga. Ada menang ada kalah, orang kita bukan good sportman, mereka gak tahu cara kalah, kalau kalah nyari kambing hitam terus," lanjutnya.

"Apalagi orangnya hitam, habis," tutunya menutup.

Kontributor: Eko

Load More