Scroll untuk membaca artikel
Kotak Suara / Pemilu
Kamis, 03 Oktober 2024 | 10:53 WIB
Ridwan Kamil saat hendak menyusuri Kali Ciliwung, Kamis (3/10/2024). (Suara.com/Fakhri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut satu, Ridwan Kamil (RK) melanjutkan masa kampanyenya dengan melakukan susur sungai Kali Ciliwung bersama warga, Kamis (3/10/2024). Ia berangkat dari Padepokan Ciliwung Bang Lantur, Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Sebelum melakukan susur sungai, Ridwan Kamil sempat berbincang dengan perwakilan warga dan pemilik padepokan. Dalam kesempatan itu, ia menerima keluhan warga mengenai masalah di wilayah Condet dan Kali Ciliwung.

"Jadi Condet harus dibenahi, saya butuh gubernur yang harus berani, Pak RK harus berani, kalau gak dibenahi ancur cagar budaya Condet," ujar salah satu perwakilan warga.

Setelah itu, RK juga menanam satu pohon di Padepokan Ciliwung Bang Lantur. Ia turut ditemani politisi PKS, Mardani Ali Sera.

Sebelum melakukan susur sungai, RK sempat dipakaikan helm dan jaket pelampung warna merah. Namun, ia membukanya dan meminta jaket berwarna oranye yang merupakan warna khas Jakarta.

"Oh yang itu saja (pelampung oranye) kalau boleh. kan oranye," katanya.

RK terlihat duduk di kursi terdapat perahu karet yang digunakannya. Ia sempat menyapa para warga yang melihatnya sambil menunjukkan gestur angka satu dengan jari telunjuknya.

Setelah sekitar 15 menit menyusuri sungai, RK diajak bermain panah di wahana panahan tempat pemberhentiannya. Kemudian, ia membagikan pengalamannya menyusuri Sungai Kali Ciliwung kepada awak media.

"Saya lihat masih banyak sampah kan," ucap RK.

Baca Juga: RK Janjikan Banyak RTH Jika Menang Pilkada, Bikin Taman di Kampung Kumuh hingga di Atas Pasar

Ia pun mengaku akan melakukan pembenahan Sungai Ciliwung dengan konsep pentahelix yang melibatkan banyak pihak. Kemudian, eks Gubernur Jawa Barat itu juga mengaku ingin mendorong penghijauan di Jakarta, termasuk bantaran sungai.

"Kuncinya yang penting hasil akhirnya. Tidak perlu terlalu diperdebatkan metodenya. Yang penting hasil akhirnya bebas dari sampah," tuturnya.

"Saya lihat masih banyak sampah kan. Kemudian pepohonan lebih banyak. Mau di tempat natural, mau di perkotaan, pepohonan harus banyak," tambahnya.

Load More