Scroll untuk membaca artikel
Kotak Suara / Pemilu
Selasa, 24 Desember 2024 | 06:12 WIB
Ilustrasi pilkada damai. [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Miris, mungkin kata itu cukup tepat jika ditunjukkan kepada salah satu peristiwa di Bali, pasalnya, lantaran beda pilihan politik membuat perpecahan terjadi antara warga adat.

Karena beda pilihan politik di Pilkada 2024, warga adat di Banjar Katimemes, Desa Sudimara, Tabanan ‘dibuang’ oleh adat, hingga menjadi perhatian dari KPU Bali.

Ketua KPU Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan meminta pendukung paslon baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota mendewasakan diri dari permusuhan karena beda pilihan politik.

"Ini sekarang masih kecil, kalau dulu ada yang suami istri cerai gara-gara pemilu, ada yang sanggah (pura keluarga) dibagi dua, itulah fungsinya sekarang harus mendewasakan diri,” kata dia.

Diketahui beredar video jenazah seorang warga sedang dimandikan oleh sejumlah warga lainnya untuk segera dilakukan pengabenan di Banjar Katimemes.

Pada video tersebut terdapat catatan dan potongan pesan yang menunjukkan bahwa hanya segelintir warga yang hadir ke prosesi, itu pun hanya mereka yang tergabung dalam kelompok yang mendukung salah satu peserta pilkada.

Lebih jauh, keluarga jenazah bahkan tidak mendapat bantuan seka gong untuk mengiringi proses pengabenan, dan respons dari pihak adat terkesan abai dan dinilai suatu kesengajaan akibat perbedaan pilihan politik di Pilkada Serentak 2024.

KPU Bali kemudian berencana untuk mendatangkan para pasangan calon yang dimaksud ke rumah duka, pendekatan ini dinilai tepat karena dapat menciptakan kedamaian antar-warga.

“Coba dua-duanya (pasangan calon) datang ke tempat itu, nanti saya telepon kandidat untuk ke situ ya memediasi mereka, jangan sampai begitu, sudahlah kita saja sudah baik-baik, untuk apa masyarakat begitu,” ujar Lidartawan.

Baca Juga: Berwisata di Pantai Melasti Bali, Surga Tersembunyi di Balik Batuan Kapur

Mantan Ketua KPU Bangli itu mencontohkan kondisi malam pasca-pemungutan suara di tingkat provinsi, dimana setelah hasil hitung cepat internal partai politik muncul para kandidat langsung memberi tanggapan positif.

Menurutnya situasi ini yang semestinya dilihat masyarakat dan ditiru, sehingga masyarakat lebih dewasa dalam menanggapi pilkada seperti para calonnya.

“Kemarin kan kita enak di Bali, begitu malam sudah tahu siapa menang dan kalah langsung ya ucapan selamat oleh Pak De Gadjah, luar biasa itu menunjukkan kualitas pemimpin kita sudah semakin bagus, setelah itu Pak Wayan Koster langsung bilang ayo kita bangun bersama Bali, ini luar biasa,” kata dia. [Antara].

Load More