Scroll untuk membaca artikel
News / Internasional
Senin, 23 Desember 2024 | 16:28 WIB
Gambar yang diambil pada tanggal 30 Mei 2024 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara melalui KNS pada tanggal 31 Mei 2024 menunjukkan unit-unit sistem peluncur roket ganda saat uji coba salvo artileri roket super besar 600mm, di lokasi yang belum dikonfirmasi di Korea Utara. [KCNA VIA KNS/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konflik Rusia vs Ukraina nampaknya semakin panas, saat ini Korea Utara tampaknya sedang bersiap untuk mengirimkan pasukan tambahan dan peralatan militer ke Rusia untuk perang dengan negara yang dipimpin Volodymyr Zelenskyy.

Salah satunya peralatan militer Korut yang akan dikirim itu adalah drone bunuh diri mematikan, untuk mendukung perang Moskow melawan Ukraina.

Informasi itu disampaikan militer Korea Selatan pada Senin, (23/12/2024).

Militer Korsel itu menilai, bahwa hal tersebut muncul setelah Korea Utara diyakini telah mengirimkan ribuan pasukan untuk berperang membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina, dengan jumlah korban diperkirakan sekitar 1.100, menurut badan intelijen Korea Selatan.

“Penilaian menyeluruh dari berbagai intelijen menunjukkan Korea Utara sedang bersiap untuk merotasi atau menambah penempatan pasukan (di Rusia), sementara saat ini sedang menyuplai peluncur roket 240 milimeter dan artileri self-propelled 170 mm,” kata Kepala Staf Gabungan (JCS).

“Ada juga beberapa tanda (Korea Utara) bergerak untuk memproduksi dan menyuplai drone bunuh diri, yang pertama kali terungkap selama inspeksi langsung Kim Jong-un pada bulan November,” tambah JCS, yang mengaitkan langkah itu dengan upaya Korea Utara untuk mendapatkan pengalaman perang praktis dan memodernisasi sistem senjata konvensionalnya.

Bulan lalu, media Korea Utara melaporkan bahwa Kim Jong-un mengamati langsung uji coba berbagai jenis drone serang bunuh diri dan menyerukan produksi senjata skala penuh yang semakin penting dalam perang modern karena efektivitas biaya.

JCS mengatakan tidak ada tanda provokasi spesifik yang terdeteksi dari Korea Utara dan menambahkan bahwa negara tersebut fokus pada perluasan kerja sama militer dengan Rusia serta mengelola lingkungan domestik secara stabil menjelang pertemuan pleno partai penting pada akhir tahun.

Kendati demikian, militer tidak menutup kemungkinan Korea Utara dapat melakukan provokasi militer mendadak yang diperkirakan terjadi sekitar acara politik besar tersebut, seperti peluncuran rudal balistik jarak menengah yang dilengkapi dengan hulu ledak hipersonik.

Baca Juga: Ribuan Prajurit Korea Utara Jadi Korban Perang Rusia-Ukraina

Ke depan, JCS memproyeksikan Korea Utara akan melanjutkan provokasi “zona abu-abu” pada tahun depan, seperti meluncurkan balon pembawa sampah dan melakukan serangan gangguan GPS.

“Karena Korea Utara berkonsentrasi mendukung Rusia tahun depan, kemungkinan besar mereka akan merasa terbebani oleh (kemungkinan) menyebabkan ketegangan atau konflik militer yang bisa mengarah pada terbentuknya front perang baru,” kata JCS.

“Tetapi kebutuhan untuk kerja sama dalam berbagi informasi dengan AS serta membangun sikap kesiapan yang kuat sangat penting karena ada kemungkinan Korea Utara akan mencoba berbagai provokasi, seperti peluncuran rudal balistik antar benua atau uji coba nuklir untuk meningkatkan daya tawarnya terhadap AS,” tambah JCS. [Antara].

Load More