Scroll untuk membaca artikel
Otomotif / Mobil
Minggu, 22 Desember 2024 | 20:00 WIB
Carlos Ghosn dalam pameran otomotif di Perancis [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nissan saat ini sedang berada dalam situasi sulit dan masa depan tampak suram. CEO Nissan telah menyatakan bahwa perusahaan berada dalam "mode darurat," yang menandakan krisis besar.

Sebagai respons, Nissan berencana untuk memangkas 9.000 pekerjaan, menunda peluncuran produk-produk terbaru, dan mencari pendukung finansial baru untuk menstabilkan operasi mereka.

Yang lebih mengejutkan lagi, perusahaan ini tampaknya sedang menjajaki kemungkinan merger dengan Honda.

Menurut laporan Carscoops, mantan CEO Nissan, Carlos Ghosn, yang terkenal dengan pelariannya dari Jepang pada tahun 2019, memberikan pandangannya tentang situasi ini.

Menurutnya, kondisi ini merupakan tanda besar masalah bagi Nissan, dan tampaknya Honda juga tidak terlalu antusias untuk terlibat.

“Itu langkah putus asa,” kata Ghosn.

Honda SIapkan Teknologi Hindari Kecelakaan di Persimpangan

“Ini bukan kesepakatan yang pragmatis karena, terus terang, sinergi antara kedua perusahaan sulit ditemukan. Praktis tidak ada hubungan yang saling melengkapi antara kedua perusahaan. Mereka berada di pasar yang sama. Mereka memiliki produk yang sama. Merek-merek mereka sangat-sangat mirip.”

Ghosn juga menjelaskan bahwa Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) di Jepang mungkin menekan Honda untuk melakukan kesepakatan ini demi menjaga salah satu merek terbesar Jepang tetap hidup.

“Setelah bertahun-tahun tinggal di Jepang, saya memahami betapa berpengaruhnya METI,” jelas Ghosn.

Baca Juga: Gus Dur dan Perjalanan Mencari Makam Wali yang Terlupakan: Harus Ganti Mobil

“Menurut saya, tidak ada logika industri di sini, tetapi ada saat ketika Anda harus memilih antara kinerja dan kontrol. Tentunya, jika Anda bisa memiliki keduanya, itu lebih baik. Namun ada saatnya ketika Anda harus memilih, dan tanpa ragu, dengan METI dan segala hal yang saya ketahui dari mereka, mereka lebih memilih kontrol daripada kinerja. Jadi mereka mendorong Honda ke dalam kesepakatan ini, tanpa ragu.”

Pada bulan Agustus, dia secara spesifik mengatakan bahwa kesepakatan antara Nissan, Honda, dan Mitsubishi adalah "pengambilalihan terselubung" oleh Honda.

Nissan Note Aura. (Nissan Jepang)

Walaupun belum ada tanda-tanda Honda mengambil alih Mitsubishi, jelas bahwa kesepakatan ini membuat Ghosn tampak seperti peramal.

Namun, kedua merek ini akan menghadapi tantangan besar jika mereka benar-benar bergabung.

"Anda perlu memahami bahwa Honda adalah organisasi yang sangat kuat di bidang teknik. Dan Nissan sangat bangga dengan teknik mereka sendiri. Jadi, pertempuran di sini adalah untuk mencoba memutuskan teknologi mana yang akan diadopsi oleh perusahaan baru, jika itu adalah merger, atau oleh aliansi baru. Saya bisa katakan ini akan sangat sulit," kata Ghosn.

Dengan segala dinamika yang ada, masa depan Nissan dan Honda masih penuh dengan ketidakpastian. Apakah merger ini akan berhasil atau justru menimbulkan lebih banyak masalah? Hanya waktu yang akan menjawab.

Load More