SuaraKaltim.id - Ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) diperkirakan akan bergantung pada pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai pusat pertumbuhan baru. Hal itu disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim, Yuslianto, Jumat (20/12/2024) lalu.
Ia mengatakan, dengan cadangan batu bara yang menjadi tulang punggung ekonomi Kaltim diprediksi habis dalam beberapa tahun ke depan. Maka, transformasi ekonomi berbasis IKN menjadi kunci keberlanjutan daerah ini.
“Kuncinya ada di IKN. Ekonomi Kaltim ke depan sangat bergantung pada pengembangan klaster-klaster industri yang telah ditetapkan IKN,” ujarnya, disadur dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Senin (23/12/2024).
Ia menyebut, IKN telah menetapkan klaster-klaster industri strategis yang dirancang untuk menjadi bagian dari mengakselerasi transformasi ekonomi Kaltim.
Baca Juga:Meninggal Dunia, Awang Faroek Tinggalkan Filosofi Ikhlas dan Kejujuran dalam Kerja
“Jadi ekonomi Kaltim kedepan itu bergantung bagaimana kita bersama dengan pemerintah pusat itu membangun klister-klaster industry yang itu sudah ditetapkan IKN,” ucapnya.
Di antaranya, klaster industri teknologi bersih, berfokus pada pengembangan dan penerapan teknologi ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan.
Lalu, klaster farmasi terintegrasi, mengintegrasikan berbagai aspek industri farmasi, mulai dari penelitian hingga produksi, untuk meningkatkan kemandirian dan inovasi di sektor kesehatan.
Kemudian, klaster industri pertanian berkelanjutan, menekankan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk memastikan ketahanan pangan jangka panjang.
"Klaster ekowisata dan wisata kesehatan: mengembangkan destinasi wisata yang memadukan keindahan alam dengan layanan kesehatan, menarik wisatawan domestik dan internasional," sebutnya.
Baca Juga:Awang Faroek Ishak Meninggal Dunia, Kalimantan Timur Berduka
Ia melanjutkan, klaster bahan kimia lanjutan di IKN, berfokus pada produksi dan pengembangan bahan kimia dengan nilai tambah tinggi untuk berbagai industri.
Serta, klaster energi rendah karbon dan pertambangan, mengembangkan sumber energi rendah karbon dan praktik pertambangan yang berkelanjutan untuk mendukung transisi energi.
“Dengan klaster-klaster ini, IKN akan menjadi pusat inovasi dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia,” tambah Yuslianto.
Sektor Pendukung: Pendidikan dan Teknologi
Selain klaster-klaster utama itu, IKN juga akan mengembangkan, Lingkungan Pendidikan Abad ke-21: Membangun institusi pendidikan bertaraf internasional untuk meningkatkan keterampilan dan inovasi.
Kemudian, Kota Cerdas dan Digital: Menggunakan teknologi modern untuk menciptakan layanan publik yang efisien dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Target Energi Baru Terbarukan (EBT) pada 2045
Yuslianto juga menyoroti pentingnya pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) untuk mendukung transformasi ekonomi Kaltim.
“Tanpa energi berbasis EBT, industri tidak akan bisa menjalankan aktivitasnya. Ini menjadi target penting yang harus kita capai pada 2045,” ujarnya.
Transformasi Ekonomi: Butuh Dukungan Semua Pihak
Transformasi ekonomi Kaltim menuju era pasca-batu bara membutuhkan kerja sama lintas sektor, termasuk pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat. Pengembangan klaster industri dan sektor pendukung yang inovatif dapat menjadi fondasi bagi ekonomi Kaltim yang lebih tangguh dan berkelanjutan.