Suara.com - Sejarah dicetak oleh Filipina pada leg pertama semifinal Piala AFF 2024. Melawan Filipina di Stadion Rizal Memorial, Manila, Jumat (28/12), tim berjuluk The Azkals itu mampu menang 2-1.
Kemenangan jadi spesial pasalnya Filipina pecah rekor setelah 52 tahun tak pernah menang atas Thailand. The Azkals unggul terlebih dahulu berkat gol Sandro Reyes pada menit ke-21, sebelum Thailand menyamakan kedudukan melalui gol Suphanan Bureerat pada menit ke-45. Filipina lantas mampu memastikan kemenangan lewat gol Linares pada menit ke-90+5’.
Terakhir, Filipina menang atas Thailand pada 12 Juni 1972 di ajang Piala Jakarta. Saat itu, Si Anjing Jalanan alias The Azklas menang dengan skor tipis 1-0.
Dua bulan sebelum kemenangan atas Thailand di Jakarta, Filipina dikalahkan tim Gajah Perang di semifinal Piala Raja dengan skor 3-1.
Baca Juga: 3 Alasan Timnas Filipina Bisa Juarai Piala AFF 2024: Konsistensi Jadi Kunci untuk Raih Trofi
"Saya sangat senang dengan para pendukung dan suporter yang datang. Saya sangat senang untuk pemain yang tidak mau menyerah," kata pelatih Filipina, Albert Capellas seperti dilansir dari GMA Network, Sabtu (29/12).
Jika menilik ke belakang, sejarah sepak bola Filipina menarik untuk dibahas. Meski kerap dicap bukan negara bola, Filipina ternyata memiliki akar kuat di lapangan hijau.
Fakta sejarah menunjukkan di zaman dulu, banyak pemain keturunan Filipina yang berkompetisi di Liga Spanyol. Ya jika Indonesia punya tautan dengan Belanda, Filipina memiliki keterlekatan dengan Spanyol.
Pecinta sepak bola mugkin tak asing dengan nama Paulino Alcantara. Ia merupakan legenda Filipina yang pernah memperkuat Barcelona.
Alcantara dianggap sebagai salah satu pemain paling menakutkan di generasinya. Ia memiliki sepakan keras yang membuat penjaga gawang lawan ketar-ketir.
Baca Juga: Thailand Merana Gegara Gol Injury Time, Filipina Buka Peluang ke Final AFF
Menariknya tidak hanya Alcantra, pemain keturunan Filipina di Liga Spanyol. Dari sejumlah literasi yang dihimpun terkuak banyak pemain keturunan Filipina bermain di klub-klub Laliga.
Ada nama Manuel Amechazurra. Ia bahhkan disebut-sebut sebagai orang Filipina pertama yang berstatus pesepak bola profesional.
Amechazurra lahir di Bacólod, Negros, Filipina pada 8 Maret 1888. Pemain berjuluk The Adventure itu tercatat bermain sebanyak 137 pertandingan untuk Barcelona.
Bahkan pendiri Barcelona, Joan Gamper menjadi Amechazurra sebagai pemain andalannya. Pemain yang pernah belajar hukum dan kedokteran ini meengakhir kariernya di Barcelona pada 1915.
Pada 1923, ia tercatat sebagai pelatih Filipina. Menariknya, Amechazurra juga pernah menjalani profesi sebagai seorang wasit.
Ia menjadi wasit di pertandingan Filipina vs China pada ajang Far Eastern Games di Manila pada 1934. Di laga yang dipimpinnya itu, pertandingan berlangsung sangat brutal.
Salah satu media China melaporkan di laga itu 6 pemain mengalami patah tulang, 4 dari China, 2 dari Filipina. Amechazurra wafat di Barcelona pada 13 Februari 1965.
Selain Amechazurra, ada juga pemain yang lahir di Manila, Filipina serta membela Barcelona. Ia adalah Juan Torena. Pemain berposisi sebagai striker ini tercatat bermain 50 pertandingan dan mencetak 16 gol.
Sepanjang kariernya di Barcelona, pemain yang alih profesi sebagai aktor Hollywood ini mempersembahkan dua gelar juara Catalan Cup untuk Barcelona.
Suami dari artis Hollywood, Natalie Moorhead itu meninggal dunia di California pada 27 Juni 1983.
Tak hanya Barcelona, pemain keturunan Filipina ada juga yang bermain untuk Real Madrid. Ia adalah Eduardo Teus.
Teus tercatat lahir di Manila pada 6 November 1896. Teus menjadi bagian dari Real Madrid dari 1913 hingga 1919. Ia berposisi sebagai penjaga gawang.
Kariernya terhenti karena mengalami cedera cukup serius. Ia banting setir sebagai wartawan sepak bola dan sempat mendapat tugas dari diktator Spanyol, Jenderal Franco untuk melatih La Furia Roja.
Teus tercatat melatih Spanyol dari 1941 hingga 1942 dan memainkan 6 pertandingan (3 kali menang, 2 imbang dan 1 kali kalah). Teus meninggal dunia di Bilbao pada 1958 akibat stroke.
Lalu ada nama bek Real Madrid periode 1927-1928 Felipe Calderon Kaiman, Marcelino Gálatas eks striker Atletico Madrid dan Bilbao kelahiran Manila, serta masih banyak lagi.
Sayangnya nama-nama besar di atas tak mampu membawa Filipina ke panggung internasional. Sepak bola di Filipina kemudian mengalami penurunan pamor hingga sekarang.
Sepak bola di Filipina faktanya tak pernah lebih populer dibanding basket atau bisbol. Menariknya, salah satu literasi sejarah menyebutkan bahwa faktor sepak bola Filipina tak maju ialah stigma negatif.
Bagi masyarakat Filipina sejak dulu hingga saat ini menganggap sepak bola sebagai olahraga ras campuran dan bukan berasal dari kelas sosial tinggi.
Sejumlah usaha coba dilakukan oleh federasi sepak bola Filipina namun bola basket tetap menjadi olahraga nomor satu di negara itu. Tak heran jika kemudian kemenangan bersejarah atas Thailand di Piala AFF 2024 dianggap hal biasa.