Suara.com - Koh Dennis Lim adalah salah satu pendakwah yang populer di tanah air saat ini. Dia mulai dikenal ketika perjalanan spiritualnya terekspose ke publik.
Sebelum menjadi seorang ustaz seperti sekarang, Dennis Lim pernah terlibat dalam jaringan judi internasional. Dia bahkan pernah bekerja di perusahaan kasino di Thailand.
Tahun 2017 menjadi titik balik. Dennis Lim memutuskan berhenti dari pekerjaannya dan hijrah. Sejak itu Dennis aktif berdakwah.
Kini salah satu dakwahnya yang sedang jadi perbincangan adalah mengenai hukum mengucapkan Selamat Natal bagi umat Islam.
Baca Juga: Drama di Lapangan Lumpur: Indonesia vs Belanda di Natal 1947
Lewat akun TikTok pribadinya, Koh Dennis menyatakan bahwa haram hukumnya bagi umat Islam mengucapkan Natal.
"Kita juga udah tahu pasti ya hukumnya haram, tidak boleh ya teman-teman," kata dia. Lalu siapakah Dennis Lim?
Keluarga Dennis Lim
Dilihat dari nama dan parasnya, orang pasti bisa menebak Dennis Lim keturunan suku apa. Ya dia berasal dari keluarga keturunan Tionghoa.
Keluarganya berasal dari Cina Fujian atau yang biasa disebut Hokkian. Mereka memutuskan pindah ke Indonesia tepatnya di Belitung, karena China saat itu dijajah Jepang. Ayah Dennis lahir di Belitung tahun 1966.
Baca Juga: Silsilah Habib Jafar, Punya Pandangan Sendiri Soal Umat Muslim Ucapkan Natal
Nenek Dennis Lim beragama Buddha. Sang ayah awalnya juga seorang Budhis hingga akhirnya memutuskan menjadi mualaf karena menikah dengan perempuan muslim.
Dengan begitu, Koh Dennis Lim bukanlah seorang mualaf. Dia adalah muslim sejak lahir mengikuti agama kedua orang tuanya. Hanya memang, Dennis mengaku saat itu belum menjalankan syariat Islam sepenuhnya.
Apalagi di masa kecilnya, Dennis tinggal bersama sang nenek. Mau tak mau ia masih mengikuti tradisi sang nenek, salah satunya makan babi. Dia juga sekolah di sekolah Katolik.
Ayah Dennis Lim memutuskan pindah ke Bogor, Jawa Barat. Di Kota Hujan itu, ayah Dennis membuka usaha perjudian kasino. Lama kelamaan bisnis sang ayah bangkrut. Sebagai anak pertama, Dennis Lim menggantikan peran sang ayah, mencari nafkah untuk keluarga.
Dia akhirnya bekerja di perusahaan kasino di Thailand. Walau mendapat banyak uang, Dennis merasa hidupnya tidak tenang. Sampai suatu saat ia mendengar ceramah Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym. Dakwah Aa Gym yang menyejukkan menyentuh hati Dennis.
Akhirnya ia memutuskan untuk bertobat. Dennis lalu menimba ilmu agama di Pondok Pesantren Daarut Tauhid, asuhan Aa Gym.