Suara.com - Beberapa waktu lalu, Gubernur Jawa Barat Terpilih 2024-2029 Dedi Mulyadi sempat menuai kontroversi karena membandingkan harga beras dan skincare. Momen ini terjadi saat Dedi menyindir reaksi masyarakat yang begitu luar biasa ketika harga beras naik.
"Kalau harga beras naik, ribut. Dunia serasa mau kiamat," ungkap Dedi di salah satu video YouTube-nya pada bulan Februari 2024 silam.
"Tapi harga skincare naik yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan, diam saja. Harga handphone naik, diam saja. Harga rokok naik, diam saja. Harga baju naik, diam saja. Harga mobil, harga motor naik, diam saja. Enggak ribut," imbuhnya.
Pernyataan ini tentu memicu pro dan kontra hingga Dedi harus mengklarifikasinya. Namun baru-baru ini Dedi diduga kembali mengungkit hal serupa di tengah maraknya skincare overclaim berharga selangit yang belakangan menjadi perbincangan panas.
Baca Juga: Salmon Bakal Kena PPN 12 Persen, Ini 5 Alternatif Ikan yang Lebih Murah tapi Tinggi Protein
"Dulu saya ingetin, kalau harga beras naik, ribut. Kalau harga skincare naik, tidak pernah ribut," ujar Dedi di konten TikTok-nya, seperti dikutip pada Senin (23/12/2024).
"Sekarang baru ribut setelah dibohongi sama tukang skincare. Nah pasti yang paling banyak kena tipu warga Jabar, beli harga mahal-mahal padahal kualitas rendahan," imbuhnya, yang diduga merujuk pada skincare overclaim.
Untuk informasi, skincare overclaim adalah produk perawatan kulit yang mengaku mengandung senyawa dengan kualitas atau kadar tertentu, tetapi ternyata tidak sebanyak itu saat diperiksa di laboratorium atau oleh pihak berwenang.
Mirisnya, beberapa skincare overclaim ini sudah terlanjur menjamur di masyarakat, bahkan beredar dengan harga yang cukup mahal. Karena itulah, Kang Dedi Mulyadi kembali mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati sebelum membeli skincare.
"Yuk teliti sebelum membeli, jangan terus-terusan asal kesohor walaupun tekor," tandas mantan Bupati Purwakarta tersebut.
Baca Juga: Penampakan Rumah Dedi Mulyadi: Punya Banyak Patung dan Pohon Bersarung, Ternyata Ini Alasannya
Namun seperti bisa diduga, pernyataan Dedi ini tentu langsung dibanjiri banyak komentar negatif warganet. Apalagi karena masyarakat juga tengah dihadapkan dengan rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) alias kenaikan PPN menjadi 12 persen.
"Kalo skin care jangan dibanding sama beras pa.. tolong,” komentar warganet. “Maaf pak kalau harga beras naik kita ribut karena itu kebutuhan semua rakyat tapi kalau skincare gak semua rakyat pakai apalagi kami rakyat biasa buat beli beras susah mau beli skincare gak kuat pak,” timpal yang lainnya.