Suara.com - Belum lama ini, komedi pinggir jurang Inayah Wahid di Haul ke-15 Gus Dur membuat geger banyak orang. Pasalnya putri bungsu Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid ini diduga menyentil banyak isu dan figur nasional.
Salah satu isu yang terang-terangan diangkat Inayah adalah soal PPN 12 persen yang rencananya berlaku mulai 1 Januari 2025. Lalu Inayah juga diduga menyentil kontroversi Gus Miftah menghina penjual es teh, Fufufafa, Gibran Rakabuming Raka dan pidato “para-para”, sampai gelar honoris causa Raffi Ahmad.
Inayah sendiri memang dikenal ceplas-ceplos dan sering melempar celetukan bernuansa satire. Lalu seperti apa rekam jejak anak-anak Gus Dur selain Inayah Wahid?
Baca Juga: Tak Cuma Fufufafa, Inayah Wahid Juga Diduga Sindir Gibran di Haul Ke-15 Gus Dur: Para-Para...
Alissa merupakan anak sulung Gus Dur dan Sinta Nuriyah yang telah menamatkan pendidikan Sarjana dan Magister Psikologi di Universitas Gadjah Mada (UGM). Selain menjadi psikolog, Alissa juga aktif berkontribusi dalam sektor sosial.
Alissa diriwayatkan menjabat sebagai Direktur Nasional Gusdurian Network Indonesia (GNI), serta Sekretaris Jenderal Gerakan Suluh Kebangsaan. Lalu Alissa juga pernah ditunjuk Menteri PPN/Kepala Bappenas untuk menjadi Duta SDGs periode 2019. Kemudian pada Mei 2021, Alissa ditunjuk menjadi Komisaris Independen PT Unilever Indonesia Tbk.
Barangkali Yenny Wahid adalah nama anak Gus Dur yang paling moncer di kancah politik, seperti pada Pilpres 2024-2029 kemarin terang-terangan mendukung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Yenny juga diketahui pernah menjadi petinggi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) hingga terjadi konflik internal dengan Cak Imin.
Lulusan jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Trisakti ini pernah menjadi wartawan serta Staf Khusus Bidang Komunikasi Politik di pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Yenny juga merupakan Direktur Wahid Institute dan Wahid Foundation, serta pernah menjadi Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., sebelum mengundurkan diri pada tahun 2020 dengan alasan membantu efisiensi keuangan.
Baca Juga: Sujiwo Tejo Sebut Hukuman Harvey Moeis Sudah Adil, Ada Kaitannya dengan PPN 12 Persen?
Sarjana Hubungan Internasional FISIP UI dan Master of Arts dalam bidang Development Management Ruhr-Universitaet-Bochum ini lebih aktif sebagai aktivis sekaligus salah satu penggerak Gusdurian. Anita lekat dengan perjuangan terkait demokrasi, HAM, dan pemberantasan korupsi, serta pernah menjabat sebagai Presidium Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo).
Melansir LinkedIn-nya, Anita juga menjabat sebagai Dewan Pengawas Public Virtue Institute (2015-sekarang), Anggota Dewan Penasihat Keamanan TikTok Asia Pasifik (2020-sekarang), Dewan Penasihat Pusat Studi Pendidikan dan Kajian Antikorupsi Universitas Nahdlatul Ulama (2022-sekarang), dan sedang menyelesaikan pendidikan S3 di Australian National University (2022-sekarang).
Inayah Wahid
Tak kalah mentereng dari kakak-kakaknya, Inayah Wahid juga menjadi aktivis dan memperjuangkan sejumlah isu melalui pendekatan seni, seperti teater sampai stand up comedy. Tak heran bila Inayah lancar me-roasting isu-isu sosial seperti yang dilakukannya di Haul Gus Dur tanggal 21 Desember 2024 kemarin. Inayah juga merupakan pendiri Positive Movement (PM), organisasi yang bergerak di bidang sosial dan fokus pada sejumlah isu seperti Tenaga Kerja Indonesia dan HAM.