Suara.com - Polisi Delhi berhasil mengungkap kasus pembunuhan brutal seorang pria berusia 25 tahun yang ditemukan tewas dengan luka parah di wajah, kepala, dan alat kelaminnya yang dimutilasi di sebuah lahan kosong dekat Stasiun Kereta Palam pada 25 November lalu.
Tiga pelaku, termasuk dua remaja berusia 15 dan 16 tahun, ditangkap pada Sabtu setelah penyelidikan teknis dan analisis rekaman CCTV.
Korban, yang merupakan warga Tigri, Delhi Selatan dan bekerja sebagai eksekutif untuk sebuah situs e-commerce, sebelumnya dilaporkan hilang selama dua hari sebelum jasadnya ditemukan. Polisi juga mengungkap bahwa korban adalah seorang pria homoseksual dan positif HIV, meskipun pihak keluarganya tidak mengetahui orientasi seksual korban.
Menurut keterangan polisi, para pelaku—Tony (21 tahun) dan dua remaja—merupakan tetangga korban yang tinggal di kawasan permukiman kumuh di sekitar lokasi kejadian. Mereka bekerja sebagai penjual balon untuk memenuhi kebutuhan hidup.
“Korban yang dalam keadaan mabuk datang ke lokasi kejadian dan mengucapkan sesuatu yang membuat para pelaku tersinggung. Cekcok mulut pun terjadi hingga akhirnya korban dipukuli menggunakan batu bata. Tidak hanya itu, mereka kemudian menggunakan gunting untuk memutilasi alat kelamin korban,” ungkap seorang perwira senior kepolisian.
Penangkapan ketiga pelaku berawal dari analisis rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian. Polisi menemukan jejak para pelaku yang membawa korban ke lahan kosong tersebut.
Setelah interogasi lebih lanjut, mereka mengakui perbuatan tersebut. Polisi juga berhasil menemukan gunting yang digunakan dalam aksi keji tersebut.
Para pelaku, yang mengenal satu sama lain sebagai tetangga, mengaku bahwa insiden ini dipicu oleh perkataan korban yang mereka anggap menghina. Salah satu petugas polisi menyatakan, “Mereka dalam keadaan marah dan tidak dapat mengontrol emosi mereka, yang berujung pada pembunuhan sadis ini.”
Sebelumnya, polisi sempat mendalami kemungkinan orientasi seksual korban sebagai pemicu tindakan tersebut. Namun, hasil penyelidikan mengarah pada pertengkaran spontan akibat kondisi korban yang diduga mabuk.
Polisi saat ini tengah berkoordinasi dengan lembaga perlindungan anak untuk menangani dua pelaku yang masih di bawah umur sesuai prosedur hukum yang berlaku.