Suara.com - Lembaga Bantuan Hukum atau LBH Jakarta merilis catatan tahunan selama 2024. Dalam kurun setahun, paling banyak pengaduan dalam bulan Juli sebanyak 148 laporan.
Kabid Eksternal LBH Jakarta, Belly Stanio mengatakan, jika dibandingkan dengan periode tahun 2023 lalu, mengalami penurunan sebesar 24,5 persen.
“LBH Jakarta mencatat adanya penurunan jumlah pengaduan permasalahan hukum sebesar 24,5%. Dari 726 kasus pada tahun 2023, jumlah pengaduan menurun menjadi 548 kasus,” kata Belly, di LBH Jakarta, Jumat (13/12/2024).
Belly mengatakan, selama setahun LBH Jakarta paling banyak mendapat laporan soal isu-isu perkotaan masyarakat urban. Seperti pinjol dan kasus yang menyangkut dengan penggusuran, serta perburuhan seperti masalah pemutusan hubungan kerja atau PHK yang dialami banyak masyarakat.
Baca Juga: Pinjol AdaKami Ikutan Pakai Teknologi AI, Apa Manfaatnya?
“Data kami, memang paling banyak yang kita tangani paling banyak di isu-isu perkotaan masyarakat urban, di mana kasus-kasus pinjol, terus juga kasus-kasus berhadapan dengan penggusuran, kasus-kasus perburuhan di mana banyak PHK yang dialami oleh masyarakat, itu jadi kasus yang paling banyak ditangani di tahun 2024,” jelasnya.
Adapun, laporan tentang kasus pemukiman masyarakat urban alias PMU paling banyak soal pinjaman online, sebanyak 38 perkara. Kemudian konflik agraria dan layanan publik sebanyak 23 laporan.
Kemudian, berdasarkan isu kelompok masyarakat rentan (KMR) paling banyak laporan yang diterima LBH Jakarta soal perempuan dan KDRT senanyak 35 laporan.
“Soal anak lima laporan, kekerasan seksual lima laporan,” sebutnya.
Baca Juga: Industri Pinjol Indonesia Diramal Tetap Eksis hingga 5 Tahun ke Depan