Ancaman Banjir di Depan Mata, Pj Gubernur Jakarta Khawatir Peristiwa 2020 Terjadi Lagi jika...

Selasa, 24 Desember 2024 | 10:45 WIB
Ancaman Banjir di Depan Mata, Pj Gubernur Jakarta Khawatir Peristiwa 2020 Terjadi Lagi jika...
Dirjen Dukcapil Kemendagri, Teguh Setyabudi dilantik menjadi Pj Gubernur Jakarta. (Suara.com/Fakhri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menyampaikan bahwa Jakarta berpotensi alami banjir jika curah hujan  terlalu tinggi. Dia menjelaskan, kemampuan saluran makro utama yang ada di Jakarta untuk masalah banjir hanya mampu menampung 150 milimeter per hari. Sedangkan saluran pendukungnya maksimal 100 milimeter per hari. 

"Kalau terjadi cuaca ekstrem kemudian hujannya seperti tahun 2020, pasti banjir. Atau (penampungannya) di atas 200, kami juga akan kesulitan, itu banjir," kata Teguh kepada wartawan di Jakarta Pusat, Senin (23/12/2024) malam.

Untuk antisipasi kondisi itu, Pemprov Jakarta lakukan persiapan infrastruktur banjir. Teguh mengatakan kalau pihaknya telah mengecek rumah pompa, saluran sungai, berbagai saluran air hingga ke bendungan. 

"Tapi kalau kemudian curah hujannya memang ekstrem seperti yang tahun 2020, kita akan banjir. Oleh karena itulah kemudian kita berpikir, kalau sarpras (sarana prasarana) yang ada, infrastruktur yang ada, memang tidak mampu, apa ya akan kita rencanakan? Makanya kemudian kami laksanakan dengan modifikasi cuaca bersama-sama dengan BMKG," imbuhnya.

Baca Juga: Curigai KPK soal Status Tersangka Hasto Kristiyanto, PDIP: Politisasi Hukum Kuat Sekali

Dua anak mendorong motor saat banjir merendam Jalan Cipete Utara, Jakarta, Selasa (5/11/2024).i  [ANTARA FOTO/Zaky Fahreziansyah/RIV/rwa]
Dua anak mendorong motor saat banjir merendam Jalan Cipete Utara, Jakarta, Selasa (5/11/2024).i [ANTARA FOTO/Zaky Fahreziansyah/RIV/rwa]

Pempov Jakarta bersama BMKG sudah lakukan modifikasi cuaca sebanyak dua tahap pada 7-9 Desember dan 12-15 Desember. Teguh menyampaikan, akan ada modifikasi tahap ketiga. Rapat perencanaan modifikasi cuaca baru akan dilakukan hari ini, Selasa (24/12). 

Terkait anggaran yang digunakan, Teguh mengatakan kalau masih menggunakan biaya BPBD. Namun, bila belum tersedia maka akan digunakan biaya tak terduga atau BTT. Dia menjelaskan bahwa dalam kondisi mendesak, penggunaan BTT daerah tidak harus mengeluarkan status kondisi darurat, melainkan bisa dengan mekanisme terkait pergeseran anggaran.

"Dalam kondisi yang mendesak, kalau memang curah hujannya cukup tinggi, kami akan lakukan (modifikasi cuaca). Kalau nanti ternyata Januari puncaknya masih curah hujan tertinggi, ya kami akan coba tetap maksimalkan infrastruktur banjir, tapi kemudian juga kita lakukan upaya-upaya itu. Kami tidak mau mengambil risiko Jakarta banjir," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI