Kenyataan pahit harus dirasakan oleh Timnas Indonesia di ajang ASEAN Mitsubishi Electric Cup 2024. Pada turnamen yang dulunya memiliki titel Piala AFF tersebut, Indonesia pada akhirnya harus menghentikan langkahnya di fase penyisihan grup.
Gol tunggal dari Martin Kristensen dari titik penalti pada menit ke-63, menjadi pengubur asa Pasukan Merah Putih yang sedianya hanya membutuhkan hasil imbang untuk bisa melaju ke fase empat besar gelaran.
Meski demikian, kegagalan Indonesia melaju ke fase semifinal gelaran AMEC 2024 ini tak lagi menjadi sebuah hal yang diratapi berlebihan oleh para penggemar Timnas Indonesia. Musababnya adalah keberadaan sosok Shin Tae-yong dalam skuat, yang secara sistematis membuat marwah turnamen dua tahunan milik AFF ini anjlok di mata para penggemar sejati Timnas Indonesia.
Sepertimana yang kita ketahui bersama, di ajang sepak bola terbesar kawasan Asia Tenggara ini, pelatih berkebangsaan Korea Selatan tersebut memutuskan untuk menurunkan para pemain muda, di mana para pemain Timnas U-22 menjadi tulang punggung tim yang dibesutnya.
Bahkan, jika kita melihat data yang ada di laman transfermarkt.com, dari 24 pemain yang dipanggil oleh coach Shin untuk gelaran ini, hanya ada 2 pemain saja yakni Asnawi Mangkualam Bahar dan Pratama Arhan yang memiliki usia lebih dari 22 tahun.
Jadi, dengan penanaman mindset ala STY yang menyatakan bahwa ajang ini hanya untuk memberikan jam terbang dan pengalaman untuk para pemain muda, para penggemar Timnas Indonesia sudah lebih dulu terikat sebuah pemahaman bahwa gelaran AMEC 2024 ini bukanlah ajang untuk mengejar prestasi spertimana edisi-edisi sebelumnya.
Lebih-lebih, jauh-jauh hari coach Shin juga telah menyatakan bahwa AMEC 2024 ini bukanlah ajang prioritas, karena secara pribadi, dirinya lebih menaruh atensi kepada persaingan yang lebih besar, yakni babak Kualifikasi Piala Dunia 2026. Sehingga, mau tak mau coach Shin tak mau memforsir pasukan utamanya di ajang ini dan membuatnya seperti setengah hati dalam menjalani turnamen kali ini.
Dampaknya adalah, dengan tak menjadikan AMEC 2024 ini sebagai turnamen prioritas, kemudian tak menurunkan skuat utama dan justru mendelegasikan anak-anak muda untuk bertarung, membuat turnamen ini tak lebih dari sekadar "pemenuhan kewajiban" dan hiburan semata.
Ditambah lagi dengan adanya babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Putaran Ketiga yang diikuti, membuat AMEC 2024 ini terdegradasi marwah dan reputasinya di mata para pencinta Timnas Indonesia, sehingga ketika Pasukan Merah Putih pada akhirnya gagal di turnamen ini, tak membuat mereka memasukkannya dalam sebuah daftar permasalahan utama seperti yang sudah-sudah.
Baca Juga
-
Gagal Bawa Indonesia ke Semifinal AMEC 2024, Perlukah STY Mundur dari Skuat Garuda?
-
Kilas Perjalanan Indonesia di AMEC 2024: Skuat Garuda Memang Belum Layak ke Semifinal
-
Kualitas Timnas Indonesia Naik Level! Gol Struick dan Marselino Masuk Nominasi Gol Terbaik Asia
-
AMEC 2024: Gagal Melaju ke Semifinal, Tak Ada yang Perlu Disesali oleh Timnas Indonesia
-
Kini Bersaing di Level Benua, tapi Bukan Perkara Mudah bagi STY untuk Bawa Pulang Piala AFF 2024
Artikel Terkait
-
Sebut Vietnam akan Lebih Hebat dari Timnas Indonesia, Eks Barcelona Ternyata Ada Maunya
-
Kaderisasi atau Juara? Ini Alasan Kebobrokan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
-
Ungkapan Berkelas Dony Tri Pamungkas Pasca Kegagalan Timnas Indonesia
-
Tampil Mengecewakan di AFF Cup 2024, Hokky Caraka Tak akan Dipanggil Lagi?
-
Man City Terpuruk, Pep Guardiola Isyaratkan Tak Puas Performa Haaland
Hobi
-
Tampil Mengecewakan di AFF Cup 2024, Hokky Caraka Tak akan Dipanggil Lagi?
-
Jelang Babak Semifinal Piala AFF 2024, Vietnam Komentari Aturan Baru AFF
-
Soroti Kasus Elkan Baggot, Coach Justin Kritik Kebijakan STY Pada Pemainnya
-
Persib Bandung Berduka, Lepas Kepergian Dokter Rafi Ghani untuk Selamanya
-
3 Pemain Timnas Indonesia Alami Lonjakan Nilai Pasar, Siapa Tertinggi?
Terkini
-
Terlihat Konyol, 5 Karakter Anime yang Lucu dan Suka Bercanda tetapi Kuat
-
Scroll Cepat, Lupa Esensi? Tantangan Budaya Viral di Kalangan Gen Alpha
-
Perihal Nama dan Pengalaman Memasak Biji Salak dalam Buku Komunikasi Jenaka
-
Paradoks PPN 12%: Melindungi Rakyat Kecil atau Justru Menindas?
-
Mulanya Saling Benci Lalu Sama-Sama Jatuh Cinta dalam Novel Roman Picisan