dolomet.com - Lima kampung di Desa Cianaga Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dalam semalam diterjang bencana tanah longsor. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebut bencana ini terjadi pada Kamis 30 November 2023 sekitar pukul 22:00 WIB.
"Pada hari Kamis di wilayah Kabandungan diguyur hujan lebat dari jam 15.00 WIB sampai dari dinihari mengakibatkan terjadinya longsor di beberapa titik di wilayah desa Cianaga," kata Petugas Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Sandra Fitria seperti dikutip dari Sukabumiupdate.com--jaringan Suara.com, Sabtu (2/12).
Sandra menuturkan, berdasarkan laporan Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Kabandungan, tak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian ini, namun tercatat sebanyak 8 rumah yang total kehadiran 9 KK 38 jiwa terdampak bencana hidrometerologi tersebut dengan 1 keluarga terpaksa harus mengungsi ke tempat aman.
Bencana tanah longsor pertama di wilayah itu terjadi di perbatasan antara Kampung Bojongkawung, RT 004/007, dan Kampung .Kebonkai, RT 003/011,Desa Girijaya, Kecamatan Nagrak.
Baca Juga:UMK Kota Banjar 2024 Jadi yang Terendah di Jabar, Warga: Paling Rendah tapi Biaya Hidup Tinggi
Longsor tebing tanah dengan panjang 3 meter dan tinggi 6 meter memutus jalan penghubung antar-dua kampung tersebut.
Sementara satu kejadian lainnya, di Kampung Cicatih, RT 004/005, Desa Cimanggu, Kecamatan Cikembar. Akibat tebing tanah setinggi 5 meter, panjang 7 meter dan lebar tiga meter satu rumah warga yang dihuni empat jiwa dan berada di atas tebing tersebut terancam dampak longsor.
Sandra mengatakan potensi terjadinya bencana tanah longsor ini cukup tinggi, bahkan dari hasil pemetaan daerah rawan longsor seluruh atau 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi masuk dalam daerah rawan longsor yang membedakan hanya kategorinya saja.
Dua kejadian longsor ini sudah ditangani oleh P2BK dan untuk akses jalan antarkampung di Desa Giruijaya yang sempat tertutup longsor saat ini sudah bisa dilalui masyarakat.
Ia terus memberikan imbauan kepada warga untuk selalu waspada terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi yang dipicu cuaca ekstrem seperti hujan deras disertai angin kencang dan petir.