Indonesia Negara Agraris, Begini Cara Prabowo Gibran Ciptakan Swasembada Pangan

Dengan keyakinan kuat, Prabowo menyatakan optimisme bahwa program ini akan memperkuat posisi Indonesia.

Galih Prasetyo
Selasa, 02 Januari 2024 | 16:14 WIB
Indonesia Negara Agraris, Begini Cara Prabowo Gibran Ciptakan Swasembada Pangan
Capres-Cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran). [Instagram @prabowo]

dolomet.com - Pasangan capres dan cawapres nomor urut 2, Prabowo Gibran diketahui memiliki komitmen untuk ciptakan swasembada pangan. Indonesia sebagai negara agraris memang harus bisa fokus untuk ciptakan swasembada pangan.

Wilayah-wilayah di Indonesia seperti di Jawa Barat (Jabar) atau Lampung menjadi tempat yang harus bisa meningkatkan kemandirian pangan. Hal ini tentu saja bertujuan untuk pembangunan infrastruktur lebih merata.

Menurut anggota tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran, H Irawan saat bertemu sejumlah relawan se-Lampung beberapa waktu lalu.

Irawan mengatakan sejumlah program Prabowo Gibran sudah siap untuk bisa menciptakan swasembada pangan.

Baca Juga:Apa Benar Prabowo-Gibran Dapat Dukungan dari Alumnus ITB? TKN Fanta: Kita Bisa Menang 1 Putaran

Swasembada pangan artinya juga bagaimana nanti proses kontribusinya pergerakan hasil pertanian bergerak ke wilayah lain, nah maka dari itu akan ada juga peningkatan infrastruktur," kata Irawan seperti dikutip, Selasa (1/1).

Irawan lebih lanjut memaparkan bahwa rioritas utama Prabowo-Gibran adalah mencapai swasembada pangan yang tidak hanya meningkatkan produksi hasil pertanian lokal tetapi juga memastikan distribusinya ke wilayah lain melalui peningkatan infrastruktur.

Khusus untuk Lampung, hal ini menjadi penting karena merupakan salah satu kontributor utama beras nasional. Dengan mendorong kemandirian pangan, Lampung diharapkan dapat mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi.

Irawan menyebut bahwa Lampung sebagai satu dari sekian banyak provinsi di Indonesia, seperti Jabar yang jadi penopang beras nasional.

"Maka dengan peningkatan swasembada pangan maka Lampung pun bisa merasakan kemakmuran yang sebenarnya," ucapnya.

Baca Juga:Ada 1,5 Juta Keluarga di Jabar Belum Punya Rumah, Prabowo-Gibran Bisa Tawarkan Apa?

Prabowo Subianto sebelumnya menegaskan bahwa ia akan membawa Indonesia menjadi lumbung pangan dunia melalui pengembangan program lumbung pangan atau food estate.

Dengan keyakinan kuat, Prabowo menyatakan optimisme bahwa program ini akan memperkuat posisi Indonesia.

"Dan nantinya saya sangat optimis, kita sudah hitung, kita akan menjadi lumbung pangan dunia," kata Prabowo pada acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia beberapa waktu lalu.

Pasangan Gibran itu jelaskan bahwa ide lumbung pangan bukanlah konsep baru di Indonesia, dan dia berencana untuk mengaktifkan kembali inisiatif ini mulai dari tingkat desa hingga nasional.

Ia meyakini bahwa dengan pemanfaatan teknologi terkini, khususnya di area rawa yang belum tergarap, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada pangan.

Menurut Prabowo, Indonesia memiliki sekitar 20 juta hektare lahan rawa yang jika dimanfaatkan dengan benar, terutama untuk sawah dan kebun jagung, dapat secara signifikan meningkatkan produksi pangan nasional. Dengan perhitungannya, pemanfaatan 5 juta-6 juta hektare lahan rawa saja sudah cukup untuk mencapai hal itu.

"Dan jatuhnya lebih murah daripada sawah biasa, dan masalah air tidak ada masalah. Jadi dengan kita manfaatkan, kita sudah hitung kurang lebih 5 juta-6 juta hektare rawa, kita sudah swasembada pangan," ungkapnya.

Jika Indonesia berhasil capai swasembada pangan, Prabowo yakin negara ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhannya sendiri tetapi juga dapat membantu negara lain. Dengan demikian, Indonesia berpotensi menjadi penyedia pangan dunia.

"Kita sudah hitung tiga tahun, ya tiga tahun. Kita swasembada pangan, habis itu kita bisa jadi lumbung pangan dunia," tegasnya.

Prabowo menegaskan bahwa kemerdekaan sebuah negara erat kaitannya dengan kemandirian pangannya dan menekankan pentingnya swasembada pangan sebagai kebijakan negara.

Dalam konteks global yang dinamis, seperti yang ditunjukkan oleh krisis pangan yang dipicu oleh perang dan kebijakan ekspor negara penghasil pangan, Menteri Pertahanan itu juga mengingatkan bahwa Indonesia harus mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini